Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
A. Pengertian
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Menurut
Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi
dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki
latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13).
Secara sederhana, komunikasi bisnis lintas
budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi
verbal maupun non verbal dengan memperhatikan factor-faktor budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah
semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu Negara
- Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Sudah
saatnya para pengambil keputusan, khususnya manajemen puncak, mengantisipasi
era perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. era
yang ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa termasuk
teknologi komunikasi ini, menyebabkan pertukaran informasi dari suatu negara ke
negara lain semakin leluasa, sehingga seolah dunia ini tak lagi terikat dengan
sekat-sekat yang membatasi wilayah suatu Negara. Dalam menyikapi era
perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan-perusahaan besar mencoba
melakukan bisnis secara global. Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar
menggunakan beberapa konsultan asing untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan
adanya tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat
penting bagi terjadinya harmonisasi bisnis diantara mereka.
Indonesia
adalah negara yang sangat kaya akan beraneka ragam budaya merupakan salah satu
contoh yang sangat berharga bagi para pelaku bisnis dalam menerapkan komunikasi
bisnis lintas budaya. Sebagaimana diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia
memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Misalnya saja
seperti bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana
seseorang menghargai orang lain, bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada,
bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu
yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka, dan bagaimana merekaa
memperlakukan suatu produk.
Apabila
para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau negara
lain, pemahaman budaya di suatu daerah tersebut menjadi sangat penting artinya,
termsuk bagaimana memahami prosuk-produk musiman di suatu negara. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan
kegagalan bisnis. Sebagai contoh, seorang pelaku bisnis ingin memasarkan produk
baru ke negara lain pada saat musim salju. Produk apa yang sebaiknya ditawarkan
pada saat musim seperti itu? Pemahaman yang baik terhadap bagaimana masyarakat
suatu negara bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari di
musim-musim tertentu sangatlah diperlukan apalagi bagi para pelaku bisnis.
Pada
umumnya, masyarakat di suatu negara yang memiliki musim salju akan
mempersiapkan berbagai kebutuhan hidupnya sesuai dengan cuaca yang sangat
dingin dengan suhu dibawah nol derajat. Pada saat musim salju tiba, mereka
memerlukan berbagai macam produk yang sesuai dengan musimnya, misalnya produk
jaket, sweter, alat penghangat ruangan, sepatu boot untuk salju, dan
sejenisnya. Oleh karena produk-produk tersebut sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, wajar apabila harganya pada saat musim salju relative mahal.
Sebaliknya, harganya diluar musim salju cenderung murah karena dijual denga
harga diskon atau obral. Mengingat sangat pentingnya komunikasi bisnis lintas
budaya, cara-cara efektif untuk mempelajarinya adalah sebagai berikut.
- Memahami Budaya dan Perbedaannya
Setiap orang hidup, tumbuh dan
berkembang dalam suatu kelompok-kelompok tertentu, baik yang berkaitan dengan
kelompok keagamaan, profesi, dan bisnis. Mereka masing-masing menerapkan suatu
aturan maupun perilaku yang sesuai dengan budayanya.
- Defenisi Budaya
Berikut adalah
beberapa defenisi tentang budaya :
- Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.
- Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari dari kategori lainnya.
- Menurut Bovee dan Thill, budaya diartikan system sharing atas symbol-simbol kepercayaan , sikap, nilai-nilai , harapan dan norma-norma untuk berperilaku.
- Menurut Murphy dan Hildebrand, budaya adalah sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
- Menurut Mitchel, budaya adalah seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hokum dan perilaku yang disam,paikan oleh individu-individu dan masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.
- Komponen Budaya
Menurut
Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa komponen
utamanya, yaitu : nilai-nilai (baik atau buruk, diterima atau ditolak),
norma-norma (tertulis dan tidak tertulis), symbol-simbol (warna logo suatu
perusahaan ), bahasa dan pengetahuan.
Menurut
Cateora, budaya memiliki beberapa elemen :
·
Budaya material (Material Culture)
Dibedakan ke dalam dua bagian yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi
mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material
menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya sedangkan
ekonomi adalah sebagai suatu cara orang menggunakan segala kemampuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dirinya maupun orang lain.
·
Organisasi Sosial (Social Institution)
Dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana
seseorang berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikankegiatan mereka untuk
dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat
diterima oleh generasi berikutnya
·
System Kepercayaan atau Keyakinan (Belief
System)
Yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap system nilai
yang ada di masyarakat tersebut.
·
Estetika (Aesthetics)
Berkaitan dengan sni, dongeng, hikayat, music, drama dan tari-tarian.
·
Bahasa (Language)
Bahasa adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan
sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.
- Tingkatan Budaya
Menurut
Murphy dan Hildebrant, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya yaitu
- Formal
Budaya
pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan
oleh suatu masyarakat yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan hal itu bersifat formal atau resmi.
- Informal
Pada
tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai,
(digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.
- Teknis
Pada
tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.
- Mengenal Perbedaan Budaya
\perbedaan
budaya dapat dilihat dari :
- Nilai – nilai Sosial
Secara
umum, orang-orang Amerika berpandangan bahwa uang akan dapat mengatasi berbagai
masalah, kekayaan yang diperolah dari usahanya sendiri merupakan sinyal
superioritas, dan orang yang bekerja keras lebih baik daripada yang tidak
berkerja keras.
- Peran dan Status
Budaya
menuntun peran yang akan dimainkan seseorang termasuk siapa berkomunikasi
dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan dan dengan cara bagaimana mereka
berkomunikasi
Sementara
itu, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, peran wanita
didunia bisnis sudah cukup kuat. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau
seorang wanita dinegara-negara maju tersebut menduduki posisis-posisis penting
dalam suatu perusahaan.
Begitu pula dalam hal konsep
status, yang cara pandangnya berbeda
dari negara satu dan negara lainnya. Kebanyakan status para eksekutif di
Amerika Serikat dilihat dari simbol-simbol yang bernuansa matrealistik. Status
sebaga seorang eksekutif ditandainya dengan ruang sudut kantor yang luas,
karpet mahal, meja kerja eksekutif dan asesoris yang menarik. Sementara itu di
Perancis status seorang eksekutif dilihat dari ruang kerja ditengah-tengah
suatu area terbuka yang dikelilingi oleh pegawai-pegawai yang lebih rendah. Di
Indonesia status seorang eksekutif dapat dilihat dari penataan ruang kerja yang
terkesan lux dan seberapa mewah jenis kendaraan yang digunakan.
c. Pengambilan
Keputusan
Di Niegara-negara maju seperti AS dan Kanada, para eksekutif selalu berupaya
secepat n seefisien mungkin dalam mengambil suatu keputusan penting. Umumnya,
para manager puncak berkaitan dengan suatau keputusan pokok atau utama,
sedangkan hal-hal yang lebih rinci diserahkan kepada manager yang lebih bawah.
d. Konsep Waktu
Sebagian besar penduduk negara maju
sudah menyadari bahwa waktu sangatlah berharga.
Untuk menghemat waktu, para eksekutif Amerika dan Jerman membuat rencana
bisnis secara efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentu pada
periode tertentu.
e. Konsep Jarak
dan Komunikasi
Sebgaimana masalah waktu, menjaga
jarak komunikai juga berbeda untuk budaya yang berbeda. Ketika melakukan pembicaraan
bisnis, para eksekutif Amerika Serikat dan Kanada menjaga jarak sekitar 5 feet
dari lawan bicara. Namun, bagi para eksekutif Jerman dan Jepang, jarak
komunikasi tersebut kurang dekat.
f. Konteks
Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara
orang menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya.
Didalam konteks budaya tinggi seperti Korea Utara atau Taiwan, orang kurang
tergantung pada komunikasi verbal, tapi lebih banyak tergantung pada komunikasi
non verbal. Dalam melakukan percakapan
mereka cenderung menyampaikan pesan secara tidak langsung (Indirect) yang
disertai dengan ekspresi ataupun dengan gerakan-gerakan tubuh; dalam konteks
budaya rendah.
g. Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh seringkali
menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas budaya. Seringkali orang
mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-gerakan tubuhnya agar
dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya. Contoh, Sinyal “Tidak” orang AS dan
Kanada menyatakan “Tidak” dengan menggerakkan kepala kekanan dan kekiri.
h. Perilaku
Sosial
Apa yang dianggap sopan oleh suatu
negara bisa jadi dianggap dinegara orang lain. Contoh Dinegara Arab memberikan
suatu hadiah kepada istri orang lain namun tidak mengapa jika hadiah tersebut
diberikan untuk anak-anaknya. Di Jerman memberikan bunga mawar merah kep[ada
wanita dianggap sebagai suatu undangan yang romantis, tetapi menjadi tidak baik
jika dikaitkan dengan hubungan bisnis dengannya.
i.
Perilaku Etis
Perilaku
etis dan tidak etis antar negara bisa berbeda. Di beberapa negara, perushaaan
diharapkan membayar sejumlah uang secraa resmi untu persetujuan kontrak
pemerintah. Pembayaran tersebut dianggpa sebagai hal yang rutin sementara itu
bagi negara-negara seperti AS dan Swedia, hal itu bisa dikategorikan sebagai
bentuk suap sehingga tidak etis dan ilegal.
- Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu.
Dengan kata lain, budaya oragnisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan
orang lain.
D. Berkomunikasi dengan Orang Berbudaya Asing
1. Belajar tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang
yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif
bila ia telah mempelajari budayanya.
Selain belajar bahasa, anda juga harus membaca buku dan
artikel tentang budaya asing tersebut, dan selanjutnya menanyakan secara
langsung kepada mitra bisnis Anda. Usahakan agar Anda berkonsentrasi belajar
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sejarah budaya, agama, politik,
nilai-nilai, dan adat istiadat. Berikut ini adalah contoh komunikasi lintas
budaya ketika melakukan perjalanan ke suatu negara:
a. di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai dengan tujuh
ayunan; melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk
penolakan. Di Perancis, orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan
atau gerakan.
b. Jangan memberikan hadiah minuman-minuman beralkohol di
negara-negara Arab.
c. Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk
mayoritas Muslim, jangan heran kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis
mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah sholat karena setiap Muslim
wajib sholat lima
kali sehari.
d. Anda dianggap menghina tuan rumah jika Anda menolak
tawaran makanan, minuman atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab.
Namun, anda juga jangan cepat-cepat menerima segala bentuk tawaran tersebut.
Kalau mau menolak suatu tawaran, tolaklah dengan cara-cara sopan.
e. Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis
dengan pengusaha di Jerman, Belanda, dan Swiss.
2. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang
budaya tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan
bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Namun, perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa
seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna.
Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku
seseorang dari budaya yang berbeda.
Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada
umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika
seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang
diperlukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya
berbeda.
a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti.
Jangan berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar
menjadi kenyataan.
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi.
Jangan berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita
yang utuh dan terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau
penilaian tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu
penghargaan itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan
sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk
membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi.
f. Menahan sikap ambiguitas/mendua. Belajar untuk
mengendalikan kekecewaan pada situasi yang membingungkan.
g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu
dengan sesuatu seperti pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan
orang lain yang memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah.
i. Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk
mengidentifikasi ketika asumsi Anda berbeda dengan orang lain.
j. Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan atau sikap Anda
ketika berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda.
k. Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk
menjalin suatu kerja sama.
l. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan
nonverbal yang jelas dan konsisten.
m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang
berbagai kebiasaan dan praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap
potensi munculnya salah komunikasi.
n. Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang
sebagai individu bukanlah mewakili kelompok lain.
o. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya,
sehingga Anda tahu kapan mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak
langsung.
p. Memperlakukan tafsiran Anda sebagai hipotesis kerja.
Saat Anda memahami budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan balik yang
dilakukan si penerima pesan.
3. Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali
mempunyai pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu
ketidaksetujuan pun bervariasi. Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat
cenderung relatif impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan
mereka dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur
kepercayaan penting di antara mereka. Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan
Jepang lebih suka pada suasana hubungan sosial. Jika ingin berhasil
bernegosiasi, Anda sebaiknya bersikap bersabar dan menguasai bagaimana hubungan
personal (pribadi) di Cina. Anda harus dapat menumbuhkan hubungan personal
sebagai dasar membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai
suasana yang formal dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada pihak
lain.
Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan
teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika
mempelajari budaya partner Anda sebelum bernegosiasi, Anda akan lebih mudah
dalam memahami pandangan mereka. Lebih lanjut, menunjukkan sikap luwes, hormat,
sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses
negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya dapat menemukan solusi yang
menguntungkan kedua belah pihak.
E. Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Chaney & Martin, 2004, p. 11). Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui.
Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).
Sedangkan
terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas
air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk
dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):
1. Fisik (Physical)
Hambatan
komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri,
dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis
hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap
budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan
semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah
apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah
pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi
hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)
Experiental
adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman
hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep
yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini
berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi
pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar
dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan
komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima
pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang
tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan
nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi
dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat
oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan
komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat
komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau
takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan
semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil
mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan
pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
KESIMPULAN
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang
berbicara bahasa dan budaya yang berbeda. Pengembangan keterampilan komunikasi
bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat kecenderungan
dunia bisnis yang semakin menglobal.
Terdapat tiga
tingkatan budaya yaitu formal, informal dan teknis. Kendala utama dalam komunikasi
lintas budaya adalah perbedaan budaya dan masalah bahasa. Perbedaan budaya
sering kali menjadikan komunikasi tidak efektif.
Perbedaan
budaya dapat ditunjukkan dalam nilai-nilai social, ide status, kebiasaan
pengambilan keputusan sikapa terhadap waktu, pengaturan jarak bicara, konteks
budaya, bahasa tubuh, adat istiadat, perilaku hukum dan etika.
Seseorang dapat
mempelajari budaya tertentu dengan cara membaca buku dan artikel, berbicara
dengan orang yang menjadi bagian dari suatu budaya. Mengunjungi suatu Negara,
belajar bahasanya belajar sejarah budaya suatu Negara, agama, politik,
nilai-nilai dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat suatu Negara.